Mendaur ulang barang bekas menjadi produk bermanfaat merupakan upaya maju dari kreatifitas anak bangsa. Pengolahan sampah menjadi sumber energi, batu bata, produk kerajinan tangan dan produk lain yang bermanfaat tentu sangatlah bagus. Namun apa jadinya jika yang didaur ulang adalah kapas yang telah digunakan untuk membungkus luka di rumah sakit?.
Kabar terbaru yang saya dapatkan dari para netter, bahwa ada upaya-upaya mendaur ulang kapas bekas dari rumah sakit menjadi cotton bud.
Kapas-kapas itu dipisahkan dengan bekas darah, lalu dibleaching kemudian dibuatlah cotton bud atau bahasa kerenya korek kuping. Tak peduli kapas-kapas itu bekas luka yang mengalami infeksi, bekas darah orang yang baru kecelakaan atau bekas operasi, semuanya menjadi produk siap edar yang dikemas rapi bak keluaran pabrik.
Apa bahayanya menggunakan produk tersebut?. Tentu produk tidak steril tersebut membahayakan kesehatan. Apalagi kebetulan kapas daur ulang tersebut bekas untuk merawat pasien yang terkena virus atau bakteri membahayakan, tentu akan sangat mudah menular kepada kita. Apalagi ada sebagian orang yang membasahi cotton bud dengan mengulum sebelum digunakan. Wah…ngeri sekali…..
Produk daur ulang ini biasanya dijual dengan harga yang jauh lebih murah dari produk branded. Harga yang murah ini cukup menarik bagi konsumen yang kurang memperhatikan mutu. Bukanya berhemat, alih-alih malah maut mengancam keselamatan kita.
Biasanya produk daur ulang tersebut mereka pasarkan di pinggir-pinggir jalan, lampu merah, dalam bus, dalam kereta api, terminal dan padagang kaki lima.
Sulit membedakan apakah cutton bud tersebut asli dibuat dari kapas steril ataukah dari kapas daur ulang. Sekilas tampak sama saja. Yang jelas kita perlu berhati-hati dengan produk yang tidak jelas asal-usulnya. Menggunakan produk bermerek dan membeli ke mall atau supermarket merupakan langkah aman yang bisa kita lakukan.
Pengusaha-pengusaha tanpa nurani ini memang tega mengeruk keuntungan tanpa menghiraukan keselamatan orang lain. Entah setan apa yang bersarang ditubuh mereka, sehingga tega berbuat sekejam itu.
Dipandang dari sisi bisnis, sebenarnya bisnis daur ulang kapas ini tidak akan bisa besar. Mengingat keterbatasan bahan baku yang hanya mengandalkan kapas bekas rumah sakit.
Padahal kalau pebisnis kapas daur ulang ini mau sedikit berfikir jangka panjang, tentunya ia tidak akan menjalankan bisnis kejam ini. Bagi pebisnis yang menginkan usahanya menjadi besar dan memiliki pabrik manufaktur cotton bud yang besar tentu akan memilih mencari bahan baku kapas steril yang disediakan dalam jumlah besar di pasaran.
Sayangnya mereka baru berfikir mendapat keuntungan sesaat saja. Mareka lebih memilih menjual sedikit produk dengan keuntungan besar ketimbang menjual produk dengan keuntungan kecil namun dalam jumlah besar.
Mungkinkah mereka telah menerapkan prinsip ekonomi yang diajarkan di SD, SMP dan SMA dulu? yaitu “Dengan modal sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya”.
Kalau memang benar, mungkin prinsip ekonomi tersebut sudah saatnya diganti dengan “Untuk mendapatkan keuntungan lebih besar diperlukan usaha yang lebih keras dan cerdas”.
Kalau “prinsip ekonomi baru” tersebut masih juga diselewengkan, mungkin perlu dirubah lagi menjadi “Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar, harus menguntungkan semua pihak dan menghindari kerugian pihak lain”.
Kalau prinsip itu juga sulit dilaksanakan mungkin bisa diganti lagi dengan “Menguntungkan semua pihak atau MATI”. Wah kayak jaman perang aja ya…
Saya mengajak, marilah kita menjadi pengusaha-pengusaha yang bernurani dan bermartabat. Yakinlah apa yang kita lakukan kepada orang lain akan berbalik kepada diri kita sendiri. Baik dan buruk hanyalah pilihan, namun ketika kita salah memilih tidak pernah bisa kembali seperti semula.
Iwan Setiawan
www.aztechsoft-int.com
iwan.aztech@gmail.com
07 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar